Jelang libur panjang, segudang rencana berlibur pun disusun. Pantai. Kebun Binatang. Museum. Wahana Bermain. Semua sarana rekreasi menjadi wacana menarik untuk disinggahi.
“Ah, kakak mau main ke pantai, aja,” usul si sulung mengawali rencana. Ide tulus inipun langsung mendapat tangkisan,” Jangan, nanti kulit, Tante, jadi terbakar.” Belum rampung urusan keduanya, sang Ayah urun suara,” Sudahlah, kita ke museum saja. Rekreasi sambil belajar. Kan, sama-sama seru.” Ini hanya satu dari sekian perdebatan yang kerap ada di keluarga manapun.
Ya, meski satu saudara, tidak ada satupun yang searah dalam pemikiran. Kesemuanya punya minat dan keinginan masing-masing. Tentu, dengan niat yang sama yaitu menghadirkan liburan penuh kebersamaan.
Berlibur bersama, memang, jamak dilakukan. Terlebih bagi budaya orang timur. Bahkan ada pepatah yang menyebut “makan tidak makan, yang penting kumpul.” Ini berarti apapun dan bagaimanapun wujudnya, jalan-jalan bersama menjadi sebuah gawe besar yang dinantikan.
Nah, yang menarik adalah di balik jalan-jalan bersama, pastilah, terdapat pengeluaran uang yang menyertainya. Artinya, rekreasi jalan-jalan akan selalu menyedot budget khusus. Tentu, besar kecil, tergantung pada aturan domestik, kebutuhan dan tujuan dari rekreasi itu sendiri.
Continue reading