Hargailah dirimu dulu, sebelum meminta orang lain menghargaimu. Ungkapan ini baru saja menyentilku sore ini. Bermula dari keluhan si sulung,” udah, ya, Ma. Tanganku capek harus nulis sambung terus.” Tanpa menunggu jawaban, pensil di tangan pun langsung diletakkan di atas meja belajar. Kemudian berlanjut dengan menyerahkan semuanya pada si Mbak.
Ah, dasar anak-anak, pikirku..
Sambil menyeruput teh manis hangat, tiba-tiba pikiran meremehkan anakku tadi, terbantahkan. Sebuah kejadian beberapa waktu lalu menampik keluhan si kakak. Ya, lempar pekerjaan ternyata bukanlah milik anak-anak semata. Continue reading